Hampir semua anak autis mempunyai kesulitan dalam kemampuan verbal. Hal ini disebabkan karena ada kelainan dalam sistem syaraf yang hilang, yaitu executive intuitif yang mengakibatkan si anak tidak mampu melakukan interaksi sosial dan tidak bisa berkonsentrasi pada satu titik fokus. namun kemampuan lisan dan teknikal mereka cenderung bagus asalkan para orangtua mampu mengarahkannya dengan baik.
Berikut ini beberapa cara untuk mengembangkan kemampuan verbal anak autis:
1. LAGU ATAU NYANYIAN
Lagu adalah cara menyenangkan untuk mengembangkan kemampuan verbal anak, karena umumnya anak-anak suka sekali bernyanyi. Melalui bernyanyi anak dapat belajar mengucapkan lirik lagu tersebut satu persatu. Mengajari anak menyanyi dapat dimulai dari lagu pendek dan sederhana, yang tentunya sangat disukai oleh anak, misalkan "Topi Saya Bundar", "Kepala Pundak Lutut Kaki", "Balonku Ada Lima", atau "Aku Punya Anjing Kecil". Selain itu, lagu juga dapat memperkaya imajinasi anak, dimana lirik lagu tersebut diubah sesuai dengan karakter lagu. Disamping itu, anak akan merasa senang bila lagu tersebut dinyanyikan memakai gerakan yang sesuai dengan lirik lagu. Dan akan lebih menarik lagi bila nama anaknya disebutkan dalam lirik lagu tersebut.
2. BELAJAR MENAMAI BENDA
Untuk mempraktekan cara ini, orang tua atau terapis membutuhkan gambar–gambar yang sudah dikenal dan akan dinamai. Misalkan, gambar topi, burung, sepatu, apel, gajah, dan sebagainya yang dapat dipotong dari majalah bekas. Tempelkan gambar pada karton berukur post card agar kelihatan menarik, lalu tempelkan pada dinding kamar terapi atau ruang keluarga. Kemudian membuat lomba dengan instruksi yang sederhana pada anak. Misalkan, "lari, pegang gambar topi, lalu sebutkan "topi". Setelah instruksi diberikan, orang tua atau terapis lari bersama anak untuk memegang gambar topi sambil berteriak,"topi". Permainan ini dapat juga dikembangkan dengan menyebutkan dua kata, seperti, topi merah, topi baru, topi sekolah (bila memang itu gambar topi sekolah), dan sebagainya.
3. MENONTON TELEVISI
Sebenarnya, nonton televisi dapat dijadikan sarana untuk mengajar anak berbicara dan komunikasi, asalkan orang tua atau terapis mau menyediakan waktu untuk nonton bersama. Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum mengajari anak berbicara melalui nonton tivi, adalah mengetahui film apa yang menjadi kesukaan anak, seperti film Teletubbies, Donal Bebek, dan sebagainya. Kedua, mengetahui sejauh mana kemapuan anak dalam mengenal konsep, seperti warna, bentuk, jumlah, benda, dan sebagainya. Hal ini akan membantu saat meminta anak menceritakan apa yang ditonton pada orang tua atau terapis. Misalkan,”siapa sih yang naik skuter?"; "baju Lala warnanya apa sih?" dan sebagainya. Sebaiknya, jangan minta anak menceritakan sesuatu di dalam film yang tidak diketahuinya, seperti menyebutkan warna baju yang dipakai Lala sementara anak belum tahu tentang warna. Tetapi, sebaiknya diberitahu dulu apa yang sedang ditonton pada anak saat itu, lalu ditanyakan kembali pada kesempatan yang berbeda.
4. PERMAINAN BERPURA-PURA
Permainan berpura-pura atau Pretend Play merupakan salah satu cara lain untuk mengembangkan kemampuan verbal anak, melalui skenario pendek yang dibuat dari permainan yang dipilih, contohnya "Pura-pura jadi dokter". Orang tua atau terapis dapat membuat skenario pendek antara seorang dokter dengan pasiennya. Dimana orang tua atau terapis menjadi dokter dan anak menjadi pasien. Contoh sederhana dari skenario permainan "pura-pura jadi dokter".
5. PERMAINAN TIBA-TIBA
Permainan tiba-tiba merupakan permainan tidak terencana tapi mengasyikan, karena mengajari anak bicara dari apa yang menarik perhatiannya saat itu. Misalnya, anak tertarik pada kaleng bekas yang kebetulan tergeletak di lantai. Lantas anak mengambil, membuka dan menutup kaleng tersebut. Kesempatan ini dapat digunakan oleh orang tua atau terapis untuk mengajari konsep "buka" dan "tutup". Caranya, orang tua atau terapis menutup kaleng sambil mengatakan,"tutup". Lantas penutup kaleng tersebut diberikan kepada anak. Kemudian minta anak untuk mengikuti apa yang dilakukan sebelumnya. Atau, bisa juga menggunakan kaleng lain, agar orang tua atau terapis dan anak melakukan permainan ini secara bersamaan. Cara yang sama dilakukan juga untuk mengajari konsep,"buka." Bila anak bosan kita juga dapat ganti mengajari konsep lain, seperti "pelan" dan "berisik". Caranya, memukul kaleng perlahan dengan sendok, sambil berkata dengan nada suara pelan,"pelan!". Kemudian memukul kaleng sekencangnya sambil berteriak,"berisik!". Permainan dilakukan berulang dan dikembangkan dalam suasana yang menyenangkan. Anak akan lebih menikmati permainan bila kemudian orang tua atau terapis yang meniru tingkah anak dalam bermain.
Read More..
Minggu, 19 Desember 2010
Jumat, 17 Desember 2010
Mengatasi tantrum
Tantrums merupakan suatu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Tantrum biasa dilakukan anak-anak autis secara tiba-tiba. Tantrum pada anak autis ini biasa diluapkan dengan mengamuk, menangis, menjerit dan sebagainya.
Berikut adalah tips mengatasi tantrum
1.tetap tenang dan tidak mengeluarkan perkataan
2.jangan memukul atau melakukan hukuman fisik apapun
3.jangan menyerah pada tantrum anak
4.jangan menyuap anak dengan hadiah untuk menghentikan tantrum
5.singkirkan barang-barang yang berpotensi bahaya dari jangkuan anak-anak Read More..
Senin, 13 Desember 2010
Metode Membentuk Perilaku Positif Anak Autis
Metode yang sering diterapkan untuk membentuk perilaku positif pada anak autis, yaitu Applied Behavior Analysis (ABA) atau metode bivavioristik. Metode bertujuan membentuk atau menguatkan perilaku positif anak autis dan mereduksi perilaku negatifnya. Tetapi juga harus telaten, sabar, dan penuh kasih sayang. Prinsipnya mengajarkan dengan perasaan. Dengan pendekatan lebih manusiawi, kita bisa membentuk perilaku positif pada anak autis. ketelatenan dan kesabaran orangtua sangat amat penting demi kesembuhan dan perkembangan si anak.
Read More..
Mengenal Autis
Autis adalah gangguan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, berimajinasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Anak autis ciri utamanya menghindari kontak mata dengan orang lain. Anak autis biasanya sibuk dengan apa yang dilakukannya sehingga terkesan mempunyai dunianya sendiri dan tidak mempedulikan lingkungan sekitar sehingga sulit berinteraksi dengan orang lain. Terkadang anak autis suka melompat, mengamuk, dan menangis tanpa sebab, bahkan sering melukai dirinya sendiri. Read More..
Anak autis ciri utamanya menghindari kontak mata dengan orang lain. Anak autis biasanya sibuk dengan apa yang dilakukannya sehingga terkesan mempunyai dunianya sendiri dan tidak mempedulikan lingkungan sekitar sehingga sulit berinteraksi dengan orang lain. Terkadang anak autis suka melompat, mengamuk, dan menangis tanpa sebab, bahkan sering melukai dirinya sendiri. Read More..
Langganan:
Postingan (Atom)